Selasa, 07 Januari 2014

Rahasia Besar Kesaktian Ir. Soekarno



Mencoba membaca alam pikir Bung Karno sang Proklamator RI, melalui nama-nama kota-kota dan nama-nama tempat pilihan yang dijadikan “simbol persembunyian alam pikir” dalam mencapai cita-cita sebagai orang yang besar. Dan karena tersembunyi dalam simbol-simbol yang beliau pakai (termasuk nama tempat pilihan), banyak masyarakat dan dunia terkecoh dan menganggap bahwa beliau sangat “geo-klenik” . Bagi komunitas lain yang mendengar dan membaca yang tersebar di web banyak yang terkecoh, termasuk pemuka-pemuka masyarakat yang mensyakralkan tanpa memberi penjelasan tentang kesakralan perjalanan atau expedisi yang Ir. Soekarno lakukan. Dan ternyata beliau adalah seorang yang didasari ajaran religius. (sebuah interpretasi bebas alam pikir Bung Karno melalui Toponiminya).

Sebagai pelaku dan pengamat toponimi (sejarah nama-nama tempat serta penjelasannya), sub kajian dalam geografi, saya mencoba menggunakan sudut pandang lain dari pada yang lain yang selama ini beredar di dunia maya tentang ekspedisi Ir. Soekarno itu. Semoga tidak ada yang tersinggung, dan tulisan lepas ini memberikan review dari tulisan yang disakralkan banyak orang itu. Kalau sebutan review tidak tepat, tulisan ini boleh disebut sebagai interpretasi lepas/bebas.
Pertama-tama: pembaca lebih baik membaca tulisan asli yg beredar di berbagai sumber di Internet (beredar sejak 2011 awal) agar tahu perbedaan pemaknaannya, tulisan tersebut yaitu:

Menguak-kisah-Mistis-Bung Karno.
Setelah saya membaca cerita itu ada sesuatu yang lain yang tersembunyi dalam rangkaian kalimat itu. Merasa tidak tepat dalam memandang seorang yang bernama Ir. Soekarno sang proklamator itu. Apalagi dengan bertaburan nuansa klenik yang terpelihara dan dilindungi oleh pemuka-pemuka masyarakat dengan tidak ada penjelasan yang lebih relevan bagi orang sekelas Bung Karno yang mendunia kala itu. Menurut hemat saya justru mengurangi kewibawaan Bung Karno sebagai salah satu pendiri Republik ini.

Entah ada unsur kesengajaan atau ada unsur pengalihan secara sistematis, agar masyarakat lepas dari realitas Soekarno sebagai bapak Bangsa yang memang Cendekia.
Atau disesuaikan dengan waktu/jaman itu (1937), bangsa ini sedang bergolaknya untuk mengusir penjajah Belanda, dengan kemasan cerita seperti itu sangat masuk akal agar tidak dipahami oleh Belanda tentang ajaran, isme, ide, upaya Bung Karno untuk mencapai cita-cita bangsa ini. Tetapi sekarang sudah merdeka dan di abad Teknologi dan Informasi (tidak sebagai uraian sastra gerakan bawah tanah lagi). Sehingga tulisan cerita itu diberi pemaknaan ulang agar dapat ditauladi oleh anak-anak bangsa ini, bukan malah menjadi anti Soekarno, karena tuntutan pemahaman anak muda Indonesia terkait kesakralan (keklenikan yang terselubung) yang tidak terjelaskan, akan menjauhkan diri dari makna yang tersembunyi di balik cerita itu.

Secara ringkas hasil resume dari cerita itu saya tabelkan agar mudah dipahami keterkaitannya: mulai dari 7 toponimi penting yang digunakan: Mulai perjalanan beliau berangkat dari KLATEN —> ALAS ROBAN — BREBES dan CIREBON—->TOMO—->SUKABUMI —->PELABUHANRATU.

Ir. Soekarno bersama temannya asal pekalongan dapat dijadikan petunjuk yang sangat jelas bahwa itulah langkah-langkah beliau untuk memimpin bangsa ini.
1. KLATEN (Syahadatain).
2. ALAS ROBAN (menelusuri jalan ke-Robbi-an) di sini dekat/ditemani sampai tujuan dengan/oleh PEKALONGAN (ngalong, bangun tengah malam untuk dzikir dan berdoa)
3. BREBES (mencari sumber Ilmu yang selalu mengalirkan) disni dekat CIREBON (Ci – air yang mengalir /sungai ilmu, Rebon alias Ngaji-REBONAN atau setiap hari Rabu rutin menggali berbagai macam Ilmu).
4. TOMO (laku utama atau berahlak Mulia, mengasihi fakir miskin, tua renta, dan rakyat jelata).
5. SUKABUMI (menggali kecintaan tanah air dan segala macam isinya /sumberdaya alamnya, meskipun dihadang oleh berbagai macam cobaan di dunia sumberdaya alam ini dan sering para pemimpin mau menerima yang kecil (sogokan) dan membiarkan perampok, penjajah, penggayang sumberdaya alam milik tanah air ini lebih banyak dibawa kabur).

Jika lulus yang 1,2,3,4,5 atau 6 (rukun Iman/Islam Ajaran dari KALI PENYU (Sunan Kalijaga) seperti gambar yang menempel di mihrab masjid Demak yaitu simbol Penyu (Badan yang ditopang 4 kali dan 1 ekor + 1 kepala yang selalu keluar -masuk badan (jadi 5 atau 6 ajaran) mengandung 5 atau 6 ajaran utama). Dengan cahaya 5 atau 6 ajaran ini disimbolkan Nyi Blorong (blorong merupakan nur/cahaya, sinar yang terang), maka Ir. Soekarno mencapai cita-citanya yaitu sampai di PELABUHANRATU (menerima penghargaan dari sebagai Presiden pimpinan tertinggi disimbolkan Mustika Naga Derajad (MND). Lengkaplah 2 mustika dipegang oleh Ir. Soekarno yang awalnya dalam ketidakjelasan arah dan belajar sendiri/tanpa guru, yang kemudian dari BUKIT GUA GORONG (pintu/jalan menuju cahaya/Blorong). Mustika Pertama diberikan secara gratis yaitu Syahadatain (KLATEN), Mustika yang kedua didapat setelah menyelesaikan pelajaran dan ujian, sampailah kepada Mustika kedua Naga Derajad, dilantik, dipercaya, untuk mengayomi rakyat, mengelola alam (SUKABUMI), tidak silau dengan berbagai godaan sogokan para penjajah dan perampok tanah air ini. Dan yang sangat penting pada setiapa tahapan selalu menjalankan atau beserta pekalongan yang artinya selalu rajin bertafakur di tengah malam (NGALONG).
Demikianlah interpretasi lepas dari Expedisi MUSTIKA NAGA DERAJAD (MND) Ir. Soekarno yang pantas untuk diteladani oleh semua yang berkeinginan menjadi pimpinan Bangsa Indonesia.

Adapun sebutan Guru dan Artefak yang ditemui dan menyertai perjalanan beliau yang diberikan oleh yang beliau temui juga bermakna siqnifikan, yaitu:
Ketika di awal perjalan mencari tanpa guru di belantara tanpa arah dan tidak ada nur/cahaya yang membimbing tidak mendapat mustika apa-apa.

1. Di Klaten, setelah mendapat nur/cahaya (Blorong) dan ditunjukkan jalan menuju cahaya mendapat Mustika Naga sakti Sanca Manik dari kali Penyu (Ajaran Sunan Kalijaga)

2. Di Alas Roban, oleh Setopati mendapat pelajaran Cundrik dan Batu Hitam ( merupakan ajaran apa saja yang dilarang oleh Robbi; kekajaman, kekerasan, main hakim sendiri, dunia hitam) dan guru bernama Setopati merupakan persembunyian Bung Karno yang diarahkan agar Seto berarti bersih/suci dan pati berarti meninggal dunia, Setopati berarti membawa ajaran jalan menuju kematian dengan bersih dan suci.

3. Di Brebes dan Cirebon, dari keempat gurunya mendapat: 1. Keris berluk 5 (syariat islam/ 5 rukun Islam).2. Tusuk Konde (Kyai Paku Raksa Bumi) yaitu pelajaran keluhuran. 3. Taring Macan sebagai simbol berkuasa untuk melindungi, baik binatang maupun tumbuhan disini di sebut Toponimi siluman SELEMAN tidak lain dan tidak bukan adalah ajaran nabi Sulaiman yang sangat tahu mengelola flora dan fauna/lingkungan tanah air. 4. Mustika Koplak dan batu delima berwarna merah cabe sebagai simbol melakukan pertimbangan yang tegas/ikhlas berlandaskan petunjuk Keesaan Allah (Dal (huruf Dal dalam hijaiyah), Lima (berakhiran huruf dal sebanyak lima ayat yaitu surat Al-Ikhlas).

4. di Tomo bertemu dengan ‘Nenek Renta” yang memberikan Mustika Yaman Ampal ini memberi makna melakukan perlindungan kepada rakyat yang lemah/jelata (Ampal = Kawula Alit) sebagai ujian utama untuk dielukan dan dilindungi. Meninggalkan rakyat jelata maka mendapat bencana, dalam cerita di atas diceritakan mobilnya mogok, karena meninggalkan rakyat.

5. makna toponimi Sukabumi, dalam bergelut untuk mengelola sumberdaya alam seringkali/banyak bertemu dengan perampok, penjarah, penjajah (bertemu banyak babi, dan ada yang mencoba nyogok dengan mustika cungkup kecil dengan merah delima kecil), yang artinya lebih banyak yang dibawa kabur oleh babi-babi lain, meskipun ada yang baik dengan pamrih itu, yang disogokkan kepada pejabat selamanya lebih kecil dari pada yang dibawa mereka, bagaimana dengan bagian rakyat. Hal ini yang dapat dijadikan peringatan kepada pemimpin yang hanya mencari untung sendiri.
Sampailah kepada Mustika yang diberikan oleh Sunan Kalijaga dengan Nyi Blorong yaitu Mustika kedua (jodoh dari mustika pertama yang diberikan di Klaten) sehingga menjadi sejodoh Mustika dari Laut Nirsarimayu. Lengkaplah Ir. Soekarno menjadi pemimpin bangsa ini.
Mohon maaf sebelumnya jika ada kesalahan penterjemahan atau interpretasi yang menyinggung, terutama kepada Yth: KH. Rifai, Ahlul Khosois, Habib Umar Bin Yahya, Pekalongan, Habib Nawawi Cirebon, Habib Nur, Indramayu dan Mbah Moh, dari Pertanahan Kebumen Jawa Tengah.

 
Sumber: http://pulsk.com/57450/Rahasia-Besar-Kesaktian-Ir--Soekarno-Ekspedisi-MND.html

 

Tidak ada komentar: