Perilaku Konsumen dan Produsen dalam
Kegiatan Ekonomi
Apa yang terlintas dalam pikiran kalian
jika mendengar kata kegiatan ekonomi dari lingkungan sekitarmu? Dapatkah kalian
membuat garis besar mengenai kegiatan-kegiatan tersebut? Dan apakah kalian bisa
membuat gambaran tentang pola perilaku konsumen dan produsen dalam kegiatan
ekonomi?
Bila kalian pernah pergi ke sebuah
industri kue, kalian akan melihat orang-orang yang sedang membuat kue dan tentu
kalian akan mencoba memakan kue itu,bukan? Nah, semua itu merupakan serangkaian
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh produsen dan konsumen. Dan bagaimana pula
konsumen dan produsen menentukan pilihan untuk mencapai tujuan masing-masing?
A. Kegiatan Ekonomi
Dalam kehidupan
sehari-hari, pasti kalian sering mendengar perkataan ekonomi. Coba sebutkan,
apa saja yang mengandung perkataan ekonomi! Ya! Dapat juga ditambahkan,
misalnya: kegiatan ekonomi, pembangunan ekonomi, kesulitan ekonomi, dan banyak
lagi. Dalam materi yang pertama, kita membahas tentang pengertian kegiatan
ekonomi. Apakah kegiatan ekonomi itu? Dengan melihat kehidupan di lingkungan
sekitarmu, kalian akan tahu apa kegiatan ekonomi itu!
Istilah ekonomi
mula-mula berasal dari Yunani. Oikos berarti rumah tangga, dan nomos
berarti aturan. Perubahan kata ekonomis menjadi ekonomi mengandung arti aturan
yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga. Dalam
perkembangannya, kita mengenal seorang tokoh sekaligus sebagai Bapak Ekonomi
yaitu Adam Smith (1723-1790). Dalam
bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation,
biasa disingkat The Wealth of Nation, yang diterbitkan pada tahun 1776.
Secara sistematis untuk pertama kalinya Adam Smith menguraikan kehidupan
eknnomi secara keseluruhan serta menunjukkan bagaimana semua itu berhubungan
satu sama lain.
Ilmu ekonomi
terkait erat dengan kemakmuran. Telah diketahui, bahwa ilmu ekonomi adalah
bahan kajian yang mempelajari upaya memenuhi kebutuhan untuk mencapai
kemakmuran. Kalau begitu, jika masyarakat sejahtera berarti masyarakat tersebut
mengalami kemakmuran. Masyarakat dikatakan makmur apabila semua kebutuhan
materi dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya, dan tingkat kemakmuran dapat
diukur dari banyaknya barang dan jasa yang dihasilkan serta banyak barang dan
jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
B. Perilaku Konsumsi dalam Kehidupan Sehari-hari
1.
Pengertian Konsumsi
Sebenarnya apakah kalian tahu apa yang
dimaksud dengan konsumsi itu? Apakah dengan sekedar makan nasi, kalian bisa
dikatakan telah melakukan konsumsi? Seperti diketahui, motif utama konsumen
dalam mengonsumsi barang dan jasa adalah memperoleh kepuasan yang
sebesar-besarnya. Pada dasarnya, kepuasaan ini diperoleh karena adanya manfaat
atau daya guna dari barang dan jasa. Sepiring nasi yang kalian santap misalnya,
dapat memberi rasa kenyang. Dengan menyantap nasi tersebut, kalian telah
menghabiskan manfaat atau daya guna nasi tersebut.
Dalam kehidupan manusia sehari-hari,
secara singkat konsumsi sering diartikan sebagai kegiatan memakai, meng-
gunakan, memanfaatkan barang atau jasa. Dalam pengertian ekonomi, konsumsi
diartikan sebagai kegiatan manusia mengurangi atau menghabiskan nilai guna
suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan, baik secara berangsur-angsur
maupun sekaligus habis.
2.
Fungsi Konsumsi
Apa yang kalian
tahu tentang fungsi konsumsi? Kegiatan-kegiatan konsumsi yang pernah kalian
lakukan pasti memiliki fungsi. Coba lakukan kegiatan konsumsi di kehidupanmu!
Kemudian pikirkan apa fungsi kegiatan konsumsi yang telah kalian lakukan. Dari
situlah kalian akan tahu fungsi konsumsi.
Kegiatan
konsumsi yang dilakukan oleh konsumen pada dasarnya memiliki fungsi sebagai
berikut:
·
Untuk memenuhi kebutuhan manusia.
·
Memberikan kesenangan kepada
manusia.
· Indikator untuk
mengukur tingkat status sosial manusia.
·
Menambah tingkat permintaan
masyarakat.
Berbagai
macam kebutuhan konsumsi sangat mempengaruhi tingkat permintaan kebutuhan
tersebut oleh masyarakat.Semakin banyak kebutuhan konsumsi yang diperlukan oleh
konsumen, semakin banyak pula permintaan barang kebutuhan yang dikeluarkan.
3. Tujuan Konsumsi
Jika kalian melakukan kegiatan konsumsi, misalnya membeli
baju, apakah kalian dapat mengetahui tujuan konsumsi yang kalian lakukan?
Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia secara umum
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan
sebesar-besarnya dan mencapai tingkat kemakmuran.Namun, dengan
adanya tingkatan/lapisan masyarakat yang berbeda-beda, tujuan konsumsi juga
berbeda pula.
Pada masyarakat tradisional yang
ditandai dengan peradaban yang belum maju dan kebutuhan masih sederhana,
kegiatan konsumsi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna untuk
mempertahankan kelangsungan hidup. Contohnya kehidupan masyarakat ekonomi
menengah ke bawah. Pada masyarakat modern, tujuan konsumsi sudah berubah bukan
hanya sekedar mempertahankan hidup, tetapi lebih banyak diarahkan untuk
kepentingan kesenangan atau prestise (harga diri). Contohnya konsumsi barang mewah.
4. Utilitas (Utility)
Barang dan Jasa
a. Barang dan Jasa
Di dalam teori ekonomi, benda-benda
yang dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut barang. Syarat
utama yang harus dipenuhi oleh suatu benda untuk dapat disebut barang adalah
dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Barang dan jasa dapat dibedakan
berdasarkan ketersediaannya, berdasarkan daya tahannya, dan berdasarkan
penggunaanya, berdasarkan hubungannya dengan barang lain, berdasarkan jaminan,
dan dari proses pembuatannya.
1) Berdasarkan ketersediaan
2)
Berdasarkan
hubungannya dengan barang/jasa lain
3) Berdasarkan jaminan
4) Berdasarkan proses pembuatan
5) Berdasarkan daya
tahan
6) Berdasarkan
penggunaannya
b. Utilitas Barang/Jasa
Setiap hari dalam kehidupan, kalian memanfaatkan barang
seperti tas, sepatu, televisi, jasa potong rambut dan sebagainya. Mengapa
barang/jasa tersebut kalian pakai? Karena barang/jasa berguna bagi kalian.
Namun, apa saja bentuk-bentuk kegunaan dari suatu barang/jasa yang sering
kalian gunakan? Jawabannya
adalah sebagai berikut.
1) Time Utility (berguna karena waktu)
2) Place Utility (berguna karena tempat)
3)
Form Utility (berguna karena bentuk)
4) Ownersheep Utility (berguna karena pemilikan)
5) Element Utility (berguna karena unsur)
5. Nilai Barang dan Jasa (Value
of Good)
Barang
dan jasa mempunyai nilai.Nilai dapat dibedakan menjadi dua
jenis, sebagai berikut.
·
Nilai Pakai Objektif
Adalah kemampuan dari suatu barang untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Contoh nasi bagi setiap penduduk Indonesia mempunyai nilai
pakai objektif, sebab tanpa membeda-bedakan orangnya, setiap penduduk Indonesia
dapat memakan nasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya waktu lapar.
·
Nilai Pakai Subjektif
Adalah
arti yang yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu benda/jasa sehubungan
benda/jasa tersebut dapat dipakai memenuhi kebutuhan hidup pribadi pemakainya
(unsur psikologis pemakainya.
Unsur
psikologis pemakai adalah kepercayaan pemakai terhadap barang yang dipakainya.Misalnya barang
yang dianggap menjadi jimat, menimbulkan kekuatan supranatural, meningkatkan prestise
atau dapat memberikan kepuasan yang sangat mendalam bagi si pemakai. Contohnya
benda antik, lukisan, batu akik, model pakaian, dan kemenyan.
6. Bentuk-bentuk Perilaku Konsumsi
Bila dilihat dari segi pertimbangan
rasional (akal sehat), perilaku konsumen dalam berbelanja dibedakan menjadi dua
macam: (1) perilaku konsumsi rasional; dan (2) perilaku konsumsi irasional.
1. Perilaku Konsumsi Rasional.
Adalah perilaku konsumen yang didasari
atas pertimbangan rasional (nalar) dalam mengkonsumsi suatu produk. Suatu
pembelian dapat dikatakan rasional, bila dasar pertimbangannya adalah sebagai
berikut.
a. Produk tersebut mampu memberikan
kegunaan optimal (optimum utility) bagi konsumen.
Suatu pembelian dapat dikatakan
rasional bila dalam membeli barang, darang tersebut benar-benar dapat memenuhi
kebutuhan kita. Semakin lama jangka waktu pemuasannya, maka akan semakin baik.
Misalnya, akan lebih baik jika kita membeli pakaian yang dapat digunakan dalam
banyak acara daripada membeli pakaian yang hanya bisa digunakan dalam satu
acara.
b.
Produk tersebut benar-benar dibutuhkan konsumen.
Butuh tidaknya kita akan barang
tersebut dapat dilihat dari posisi barang tersebut dalam skala prioritas kita.
Bila manusia membeli barang yang ada di posisi paling atas dalam skala
prioritas, berarti manusia telah melakukan tindakan konsumsi yang rasional.
c.
Mutu produk terjamin.
Bagaimana kita tahu mutu produk itu
terjamin? Bila barang tersebut merupakan makanan, barang tersebut
sudah terdaftar di Departemen Kesehatan. Bagi kaum muslim, suatu produk dapat
terjamin bila telah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI.
d.
Harga terjangkau dan sesuai dengan kemampuan konsumen
yang membeli.
Suatu pembelian dapat dikategorikan
sebagai rasional, bila ada kesesuaian antara harga yang harus dibayar dan uang
yang dimiliki.
2. Perilaku
Konsumsi Tidak Rasional (Irrasional)
Sebuah tindakan dalam berbelanja dapat
dikatakan tidak rasional bila seorang konsumen memutuskan membeli barang tanpa
pertimbangan yang baik. Contoh
perilaku konsumsi irrasional:
a.
Membeli barang hanya karena tertarik dengan iklannya.
Banyak iklan yang menipu atau
menyembunyikan informasi. Kalau kalian memperhatikan sebuah iklan dan keesokan
harinya kalian membeli barang karena barang itu kelihatan bagus di iklan,
berarti kalian termasuk konsumen yang irrasional.
b.
Tertarik membeli barang hanya karena mereknya yang
terkenal.
Banyak orang yang menganggap kalau
mereka punya barang merek tertentu mereka akan dianggap hebat. Namun, kalau
kalian membeli jeans hanya karena mereknya yang terkenal tanpa meneliti dan
membandingkan kualitasnya dengan produk lain, maka perilakumu dapat dikatakan irrasional.
c.
Membeli barang hanya karena obral atau untuk memperoleh
bonus.
Pikirkanlah tujuanmu saat membeli
barang obral atau barang yang ada bonusnya. Apakah kalian membeli barang memang
karena membutuhkan barang tersebut, ataukah karena obral? Karena bila kalian
membeli hanya untuk obral atau bonus, kalian dikategorikan sebagai konsumen
yang irrasional.
d.
Konsumsi hanya untuk pamer atau gengsi, bukan karena
kebutuhan akan barang tersebut.
Memiliki baju yang bermerek mungkin
terlihat keren di mata teman-temanmu. Tetapi bila baju itu telah kalian
kenakan, apakah teman-temanmu masih dapat mengenali mereknya sepintas lalu?
Bila demikian, apakah pengeluaranmu sebanding dengan penghargaan yang kalian peroleh?
C. Pola Perilaku Konsumen
Coba luangkan waktumu untuk mengamati kesibukan di pagi
hari! Suasana pagi yang ramai dengan kesibukan orang-orang yang ingin bergegas
menuju tempat beraktivitas. Siapa sajakah mereka? Bisakah kalian menemukan
jawabannya? Betul! Mereka adalah pegawai yang menuju kantor, guru dan
murid yang tidak ingin terlambat masuk sekolah, serta para pembeli yang ingin
berbelanja.
Aktivitas yang mereka lakukan merupakan
perwujudan dari pilihan yang telah mereka ambil dengan harapan dapat
mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki untuk mencapai tujuan yang
optimal.
Bila kita amati lebih jauh, mereka
adalah para konsumen. Kegiatan utama konsumen membeli barang dan jasa untuk
memenuhi kebutuhannya. Dari sudut pandang ekonomi mikro, konsumen memiliki pola
tertentu dalam menjalankan kegiatannya. Berikut akan dibahas lebih dalam.
1.
Pendekatan Teori
Kegiatan utama konsumen adalah membeli
barang dan jasa dengan tujuan memperoleh kepuasan (utility). Pola
perilaku konsumen dalam membeli barang dan jasa tersebut dapat dijelaskan
dengan pendekatan:
1. Teori Kardinal
2. Teori Ordinal
3. Teori Atribut
Teori ke 2 dan 3 akan kalian pelajari di perguruan tinggi
nanti. Sekarang kalian akan mempelajari teori kardinal.
Untuk memahami teori kardinal perlu
beberapa anggapan (asumsi) dasar, yaitu:
a.
Kepuasan (utility)
setiap konsumen dapat diukur dengan satuan tertentu. Sebagai contoh, apabila
kalian mengonsumsi sebatang coklat, maka kalian bisa menyatakan kepuasan yang
kalian peroleh sebesar misalnya 50 satuan utilitas. Lebih lanjut kepuasan
konsumen dianggap bersifat dapat dijumlahkan. Apabila bersama coklat kalian
juga mengonsumsi makanan kecil yang kalian nilai memberi kepuasan 25, maka
kepuasan total kalian akan menjadi 50 + 25 = 75 satuan kepuasan.
b.
Dalam setiap
kegiatan konsumsi berlaku The Law of Diminishing Marginal Utility yaitu
semakin banyak unit barang yang dikonsumsi maka tambahan kepuasan (marginal
utility) yang diperoleh dari setiap suatu tambahan barang yang dikonsumsi
akan menurun.
c.
Konsumen selalu
berusaha mendapatkan kepuasan maksimum.
d.
Konsumen
menggunakan seluruh anggaran yang dimilikinya.
2.
Teori Nilai Konsumen
Pada halaman sebelumnya, kita telah
membahas tentang pendekatan teori kardinal yang di dalamnya telah disinggung
mengenai marginal utility, law of diminishing marginal utility, dan total
utility.Di dalam teori nilai konsumen, akan dibahas secara lebih
lanjut!
Dalam ilmu
ekonomi, berbagai keputusan yang diambil oleh konsumen dalam melakukan konsumsi
dijelaskan dengan teori nilai guna. Nilai guna atau utilitas berarti kepuasan
yang diperoleh konsumen dari konsumsi suatu barang atau jasa. Nilai guna total
seorang konsumen biasanya meningkat saat ia mengkonsumsi suatu produk dalam
jumlah yang semakin meningkat, namun pada tingkat yang umumnya lebih lambat.
Artinya, setiap unit tambahan yang dikonsumsi menambahkan nilai guna marjinal
yang lebih kecil dibandingkan dengan unit sebelumnya, sejalan dengan kejenuhan
individu bersangkutan terhadap produk tersebut. Pada umumnya, kita dapat
menggolongkan teori nilai guna ke dalam empat macam sebagai berikut.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi
·
Faktor Internal
1. Pendapatan
Pendapatan
konsumen berpengaruh pada besarnya konsumsi yang dilakukan. Semakin tinggi
pendapatan konsumsi, konsumsi cenderung semakin besar pula. Sebaliknya,
konsumen yang berpendapatan rendah biasanya tidak akan banyak melakukan
kegiatan konsumsi karena daya belinya juga rendah. Pendapatan dan konsumsi
dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut:
2. Motivasi
Setiap orang mempunyai motivasinya
sendiri-sendiri dalam melakukan kegiatan konsumsi. Ada yang melakukan konsumsi
untuk memenuhi kebutuhan yang benar-benar diperlukan. Namun ada pula orang yang
membeli barang hanya karena ikut-ikutan orang lain, padahal sebenarnya ia tidak
membutuhkannya. Sebagian lain mengkonsumsi barang/jasa tertentu demi
memperlihatkan status sosial/gengsi. Misalnya seorang siswa membeli handphone
keluaran terbaru agar dianggap keren oleh teman-temannya.
3. Sikap dan kepribadian
Sikap dan kepribadian individu juga
mempengaruhi perilaku konsumsinya. Orang yang hemat hanya akan membeli
barang-barang yang telah direncanakan, sementara orang yang boros seringkali
membeli barang-barang diluar perhitungannya. Orang yang menyukai barang kuno
akan berani membeli barang itu dengan harga tinggi, sementara orang yang tidak
menyukai barang kuno tidak akan membeli barang itu meskipun diberi gratis.
4.
Selera
Masing-masing
individu mempunyai selera yang berbeda-beda dalam memilih berbagai jenis
barang/jasa. Ini juga berpengaruh terhadap pola konsumsi. Misalnya, meskipun
sama-sama remaja, kalian dan teman-temanmu memiliki selera yang berbeda dalam
pemilihan benda konsumsi. Dalam hal celana, misalnya. Temanmu
mungkin menyukai jins sementara kalian menyukai celana kargo.
· Faktor
Eksternal
1. Kebudayaan
Kebudayaan yang terdapat di suatu daerah berpengaruh pada
pola konsumsi masyarakat di daerah tersebut.Di Jepang dan
Cina, orang makan dengan menggunakan dengan menggunakan sumpit. Sementara di
negara barat, sendok dan garpu sering ditemani pisau. Bagaimana dengan kalian
sebagai orang Indonesia? Apakah kalian makan dengan cara orang barat, cara
orang Cina atau makan dengan menggunakan tangan?
2. Status Sosial
Status/posisi seseorang di dalam
masyarakat dengan sendirinya akan membentuk pola konsumsi orang tersebut.
Konsumsi seorang presiden, raja, atau menteri sudah jelas berbeda dengan
konsumsi sopir, tukang kayu, atau pengusaha kecil. Bagi tukang kayu, makan nasi
dan tempe sudah cukup. Namun bagi seorang konglomerat, harus ada pilihan lauk
hingga lima macam dan tempatnya harusnya mewah.
3. Harga Barang
Sudah menjadi hukum ekonomi bahwa bila harga
barang naik, konsumsi akan menurun, dan bila harga barang rendah, konsumsi akan
tinggi. Ini juga berlaku untuk tingkat harga barang substitusi, seperti yang
sudah yang diuraikan dalam pembahasan tentang hukum permintaan dan penawaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar