Narkoba
Sebotol heroin yang
merupakan salah satu narkoba yang paling dikenal.
Semua istilah
ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok
senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar
kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa
dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk
penyakit tertentu.[butuh rujukan]
Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan
dosis yang semestinya.
Pengertian
Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan
(Undang-Undang No. 35 tahun 2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan
sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk
jenis narkotika adalah:
Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu,
jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan
damar ganja.
Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina,
serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di
atas.
Psikotropika
adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No.
5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut,
namun setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka
psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Dengan
demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut psikotropika
golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk
psikotropika antara lain:
Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax,
Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam,
Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.
Bahan Adiktif
berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis
yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu
sistem syaraf pusat, seperti:
• Alkohol yang
mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik
(karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman
yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh:
lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.
Penyebaran
Hingga kini
penyebaran penyalahgunaan narkoba sudah hampir tak bisa dicegah.[butuh rujukan]
Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba
dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.[butuh rujukan]
Tentu saja hal ini bisa membuat orang tua, organisasi masyarakat, dan
pemerintah khawatir.
Upaya
pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan[butuh rujukan],
namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan
anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus ke dalam
penyalahgunaan narkoba.[butuh rujukan]
Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba
pada anak-anak adalah pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan untuk mengawasi dan mendidik
anaknya agar selalu menjauhi penyalahgunaan Narkoba.
Kelompok Berdasarkan Efek
Berdasarkan
efek yang ditimbulkan terhadap pemakainya, narkoba dikelompokkan sebagai berikut:
Halusinogen, yaitu efek dari narkoba bisa
mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda
yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata bila dikonsumsi dalam sekian dosis
tertentu. Contohnya kokain & LSD.
Stimulan, yaitu efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan
kerja organ tubuh seperti jantung dan otak lebih cepat dari biasanya sehingga
mengakibatkan penggunanya lebih bertenaga serta cenderung membuatnya lebih
senang dan gembira untuk sementara waktu.
Depresan, yaitu efek dari
narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas
fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan tertidur dan tidak
sadarkan diri. Contohnya putaw.
Adiktif, yaitu efek dari
narkoba yang menimbulkan kecanduan. Seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba
biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba
mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif, karena secara tidak langsung
narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak. Contohnya: ganja, heroin, dan
putaw.
Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka
lambat laun organ
dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan
overdosis dan akhirnya mengakibatkan kematian.
Jenis
Ketika orang berbicara mengenai masalah
penyalahgunaan obat, langsung tertuju pada Narkoba.
Narkoba Adalah obat atau bahan yang berbahaya bagi tubuh, nah zat adiktif yang
terkandung dalam narkoba, dapat mempengaruhi perasaan, mood dan emosi bagi yang
mengkonsumsinya.
Berikut macam yang tergolong Narkoba :
• Marijuana atau Ganja
• Ecstasy
• Coacaine atau Kokain
• LSD atau Lysergic Acid Diethylamide (obat yang menyebabkan Anda akan
kehilangan konsentrasi terhadap benda dan kenyataan).
• Crystal meth atau Methylamphetamine
• Heroin
Sebetulnya Marijuana umumnya obat yang illegal, bahkan beberapa negara
memperbolehkan untuk resep dokter, hal itu khusus untuk orang dewasa dan
penyakit tertentu.
Seperti yang kita tahu bahwa Narkoba adalah bahan atau zat adiktif yang
berbahaya bagi tubuh, yang dampaknya bisa mengubah perasaan , mood dan emosi
bagi si pemakai.
Terdapat tiga jenis kategori yang tergolong Narkoba :
A. Depressants
Obat-obatan ini memperlambat sistem saraf pusat. Obat ini bisa membuat orang
merasa santai, kurang tegang, dan kurang menyadari peristiwa sekelilingnya.
Contohnya adalah:
* Alkohol
* Heroin
* Inhalants
* Sleeping Pills
* Ketamine
* Pain killers ( obat penghilang rasa sakit).
B.
Stimulant
Obat ini dapat mempercepat sistem saraf pusat, dapat membantu orang merasa
lebih waspada dan meningkatkan kinerja fisik. Stimulant diambil untuk membuat
orang merasa senang dan penurunan nafsu makan. contoh adalah:
* Tembakau
* Kokain dan kokain jenis bubuk (Crack)
* Amphetamine
* Methamphetamine
C.
Hallucinogens
Obat ini kadang-kadang disebut "mengubah pikiran" atau halusinasi.
Obat ini dapat meningkatkan kesadaran seseorang dari pandangan, sentuhan, rasa
dan pendengaran. Dapat mendengar suara lembut. Hallucinogens juga dapat merubah
suasana hati seseorang. Contohnya adalah:
* Marijuana
* Ecstasy
* LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
D.
Obat jenis lainnya
* Steroids
* Herbal
EFEK DARI NARKOBA tergantung pada beberapa faktor yaitu dari :
* Jenis obat-obatan yang digunakan.
* Jumlah yang diambil.
* Bagaimana obat digunakan (diisap, ditelan, disuntik, dihirup)
* Pengguna narkoba dari pengalaman masa lalu.
* Keadaan di mana obat itu diambil (tempat, pengguna emosi dan kegiatan,
keberadaan orang lain, dan kombinasi obat-obatan.)
Beberapa efek atau pengaruh Narkoba bagi tubuh kita :
E. Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.
Heroin adalah
derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan
disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah
garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.
f.
Ganja
|
|
|
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
C. sativa
|
|
|
|
|
C. sativa L. subsp. sativa
C. sativa L. subsp. indica
|
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis
indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih
dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC,
tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia
(rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Tanaman ganja biasanya dibuat
menjadi rokok mariyuana.
Tanaman semusim ini tingginya
dapat mencapai 2 meter. Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di
tanaman berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di ujung
ranting. Ganja hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan ketinggian
di atas 1.000 meter di atas permukaan laut.
Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah
populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan
dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan
sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme
yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India,
sebagian Sadhu
yang menyembah dewa Shiva
menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan
cara menghisap hashish melalui pipa
chilam/chillum, dan dengan meminum bhang.
Sejak 10 Desember
2013, Uruguay
melegalkan ganja untuk diperjualbelikan dan dikonsumsi di negara tersebut.[1][2]
Kontroversi
|
Kenetralan sebagian atau
keseluruhan artikel ini dipertentangkan.
Silakan melihat pembicaraan di halaman diskusi artikel ini.
|
Di beberapa negara tumbuhan ini
tergolong narkotika,
walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan
obat-obatan terlarang jenis lain yang menggunakan bahan-bahan sintetik atau
semi sintetik dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat
jelas bahayanya bagi umat manusia.[butuh rujukan]
Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euforia (rasa
gembira) yang berlebihan serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara
para pengguna tertentu.
Efek negatif secara umum adalah
pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir
Namun, hal ini masih menjadi kontroversi,
karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang
mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim
sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk
kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreativitas dalam
berpikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi).
Berdasarkan penelitian terakhir,
hal ini (lonjakan kreativitas), juga dipengaruhi oleh jenis ganja yang
digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreativitas adalah
hasil silangan modern "Cannabis indica" yang berasal dari India[butuh rujukan]dengan
"Cannabis sativa" dari Barat[butuh rujukan].
Jenis ganja silangan inilah yang tumbuh di Indonesia.[butuh rujukan]
Efek yang dihasilkan juga beragam
terhadap setiap individu. Segolongan tertentu ada yang merasakan efek yang
membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif,
terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang
dihasilkan metamfetamin). Ganja, hingga detik ini, tidak
pernah terbukti sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa
lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa, di mana hampir semua unsur yang ada
padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.[butuh rujukan]
Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh
obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi
kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun
penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia
itu.
Dalam penelitian ilmiah dengan
metode systematic review yang membandingkan efektifitas ganja sebagai obat
antiemetic didapatkan hasil ganja memang efektif sebagai obat antiemetic
dibanding prochlorperazine, metoclopramide, chlorpromazine, thiethylperazine,
haloperidol, domperidone, atau alizapride, tetapi pengunaannya sangat dibatasi
dosisnya, karena sejumlah pasien mengalami gejala efek psikotropika dari ganja
yang sangat berbahaya seperti pusing, depresi, halusinasi, paranoia, dan juga
arterial hypotension
Pemanfaatan
Tumbuhan ganja telah dikenal
manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat
yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.
Namun, karena ganja juga dikenal
sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih
banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.
Di sejumlah negara penanaman
ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja
diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas
yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada
sama sekali.
Sebelum ada larangan ketat
terhadap penanaman ganja, di Aceh
daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan.
Bagi penggunanya, daun ganja
kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat
khusus bertabung yang disebut bong.
Budidaya
Tanaman ini ditemukan hampir
disetiap negara tropis.
Bahkan beberapa negara beriklim dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam
rumah kaca.
Di Indonesia,
ganja dibudidayakan secara ilegal di Provinsi Aceh. Biasanya ganja
ditanam pada awal musim penghujan, menjelang kemarau sudah bisa dipanen
hasilnya.
Hasil panen ganja berupa daun
berikut ranting dan bunga serta buahnya berupa biji-biji kecil. Campuran daun,
ranting, bunga, dan buah yang telah dikeringkan inilah yang biasa dilinting
menjadi rokok mariyuana.
Kalau bunga betinanya diekstrak, akan dihasilkan damar pekat yang disebut hasyis.
G.
Morfin
Struktur kimia
Morfina
Morfina adalah alkaloid
analgesik
yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium.
Morfina bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk
menghilangkan rasa sakit. Efek samping morfina antara
lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu,
dan penglihatan kabur. Morfina juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan
meyebabkan konstipasi.
Morfina menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien
ketergantungan morfina juga dilaporkan menderita insomnia
dan mimpi
buruk.
Kata "morfina" berasal
dari Morfeus,
dewa mimpi dalam mitologi Yunani.
Morfin (INN) (diucapkan / n mɔrfi
ː / ) ( MS T'rusk , MSIR , Avinza , Kadian , Oramorph , Roxanol , Kapanol )
adalah potensial candu analgesik obat dan dianggap sebagai prototipikal opioid
. Hal ini ditemukan pada 1804 oleh Friedrich Sertürner , pertama didistribusikan
oleh Friedrich Sertürner pada tahun 1817, dan komersial pertama dijual oleh
Merck pada tahun 1827, yang pada waktu itu sebuah toko kimia kecil. Itu lebih
banyak digunakan setelah penemuan jarum suntik pada tahun 1857. Ini mengambil
nama dari Tuhan Yunani mimpi Morpheus ( Yunani : Μορφέας ).
Morfin adalah paling banyak
mengandung alkaloid yang ditemukan di opium , getah kering (lateks) yang
berasal dari hasil getah irisan biji mentah opium, atau dinamakan, poppy,
Papaver somniferum . Morfin adalah pemurnian pertama dari sumber tanaman dan
merupakan salah satu dari sedikitnya mengandung 50 macam alkaloid dari beberapa
jenis dalam opium, Poppy Straw Konsentrat , dan turunan opium lainnya.
Morfin umumnya 8 sampai 17 persen
dari berat kering opium, walaupun khusus dibesarkan kultivar mencapai 26 persen
atau menghasilkan morfin sedikit sekali, di bawah 1 persen, mungkin turun
menjadi 0,04 persen. Varietas yang terakhir, termasuk 'Przemko' dan Norman
'kultivar' dari opium poppy, digunakan untuk menghasilkan dua alkaloid lain,
tebain dan oripavine , yang digunakan dalam pembuatan-sintetik dan semi
sintetik opioid seperti oxycodone dan etorphine dan beberapa jenis obat.
( P. bracteatum ) tidak
mengandung morfin atau kodein, atau lainnya narkotika fenantrena tipe,
alkaloid. Spesies ini lebih merupakan sumber tebain . Terjadinya morfin di lain
papaverales dan Papaveraceae , serta pada beberapa jenis hop dan murbei pohon
belum dikonfirmasi. Morfin diproduksi paling dominan di awal siklus hidup
tanaman. Melewati titik optimum untuk ekstraksi, berbagai proses di pabrik
memproduksi kodein , tebain , dan dalam beberapa kasus jumlah diabaikan
hidromorfon , dihydromorphine , dihydrocodeine , tetrahydrothebaine, dan xanax
(senyawa ini agak disintesis dari tebain dan oripavine). Tubuh manusia
memproduksi endorphines , yang neuropeptida , dengan efek yang sama.
Dalam pengobatan klinis, morfin
dianggap sebagai standar emas, atau patokan, dari analgesik digunakan untuk
meringankan penderitaan berat atau sakit dan penderitaan . Seperti opioid lain,
misalnya oksikodon (OxyContin, Percocet, Percodan), hidromorfon (Dilaudid,
Palladone), dan diacetylmorphine ( heroin ), morfin langsung mempengaruhi pada
sistem saraf pusat (SSP) untuk meringankan rasa sakit . Morfin memiliki potensi
tinggi untuk kecanduan , toleransi dan psikologis ketergantungan berkembang
dengan cepat, meskipun Fisiologis ketergantungan mungkin membutuhkan beberapa
bulan untuk berkembang.
H. Kokain
Struktur kimia
3 dimensi dari kokaina
Kokain adalah
senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Kokain
merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal
dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh
penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”.
Saat ini Kokain
masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata,
hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain
diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin
karena efek adiktif.
Narkotika
Narkotika berasal
dari bahasa Inggris
"narcotics" yang artinya obat bius. Narkotika adalah bahan yang
berasal dari 3 jenis tanaman Papaper Somniferum
(Candu), Erythroxyion coca
(kokain), dan cannabis sativa (ganja)
baik murni maupun bentuk campuran. Cara kerjanya mempengaruhi susunan syaraf
yang dapat membuat kita tidak merasakan apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita
disakiti sekalipun. Jenis-jenisnya adalah:
Opium
atau Opioid atau Opiat atau Candu
LSD
atau Lysergic Acid atau Acid atau Trips atau Tabs
Hashish (Berbentuk tepung
dan warnanya hitam. Ia dinikmati dengan cara diisap atau dimakan. Narkotika
jenis yang kedua ini dikatakan agak tidak berbahaya hanya karena jarang membawa
kematian)
Psikotropika
Psikotropika adalah
bahan lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat buatan atau hasil
rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia. Mempengaruhi atau mengubah
keadaan mental dan tingkah laku pemakainya. Jenis-jenisnya adalah:
Ekstasi atau Inex atau Metamphetamines
Sedatif-Hipnotik(Benzodiazepin/BDZ), BK, Lexo, MG, Rohip,
Dum
Jenis
Psikotropika juga sering dikaitkan dengan istilah Amfetamin, dimana Amfetamin
ada 2 jenis yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan nama ekstasi.
Nama lain fantacy pils, inex. Kemudian jenis lain adalah Metamfetamin yang
bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek
halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS, ice.
Zat adiktif
Zat adiktif
adalah zat-zat yang bisa membuat ketagihan jika dikonsumsi secara rutin.
Contohnya antara lain:
Alkohol
Gugus fungsi
hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkohol
Model bola dan
stik dari gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkohol
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain
alcohol; dan kadang untuk minuman
yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan
sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol
yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki
pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol
(atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik
apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH)
yang terikat pada atom karbon,
yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen
dan/atau atom karbon
lain.
Struktur
Gugus fungsional
alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi
sp3. Ada tiga jenis utama alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini
merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada karbon C-OH. Alkohol primer paling
sederhana adalah metanol.
Alkohol sekunder yang paling sederhana adalah 2-propanol, dan alkohol
tersier paling sederhana adalah 2-metil-2-propanol.
Rumus
kimia umum
Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'
Penggunaan
Pengawet
Alkohol juga dapat digunakan
sebagai pengawet untuk hewan koleksi (yang ukurannya kecil).
Otomotif
Alkohol dapat digunakan sebagai
bahan bakar otomotif. Etanol
dan metanol
dapat dibuat untuk membakar lebih bersih dibanding bensin atau diesel. Alkohol dapat
digunakan sebagai antibeku pada radiator.
Untuk menambah penampilan mesin pembakaran dalam, metanol dapat
disuntikan kedalam mesin Turbocharger dan Supercharger.
Ini akan mendinginkan masuknya udara
kedalam pipa masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih padat.
Nama-nama
untuk alkohol
Nama
sistematik
Dalam sistem tatanama IUPAC,
nama-nama senyawa alkana kehilangan akhiran "e" dan diganti dengan
"ol", contohnya metana
menjadi metanol
dan etana
menjadi etanol. [1]
Ketika dibutuhkan, posisi dari gugus hidroksil dapat diketahui dari nomor di
antara nama alkana dan "ol": 1-propanol untuk CH3CH2CH2OH,
2-propanol untuk CH3CH(OH)CH3.
Jika ada gugus fungsi yang lebih tinggi (seperti aldehida,
keton,
atau asam karboksilat, maka awalannya adalah
"hidroksi",[1]
contohnya: 1-hidroksi-2-propanon (CH3COCH2OH).[2]
Beberapa contoh
senyawa alkohol dan bagaimana menamainya
Penggunaan tatanama IUPAC dipakai di publikasi-publikasi ilmiah dan diperlukan
identifikasi detail terhadap substansi tersebut. Pada konteks lainnya, alkohol
biasanya disebut dengan gugus alkil ditambah dengan kata "alkohol",
misalnya metil
alkohol, etil
alkohol. Propil alkohol dapat
disebut n-propil alkohol atau isopropil alkohol,
tergantung dari dimana gugus fungsinya berikatan, berikatan pada karbon pertama
atau kedua pada rantai propana.
Alkohol dapat dikelompokkan
menjadi alohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier,
tergantung dari berapa banyak atom karbon lain yang berikatan dengan atom
karbon yang juga mengikat gugus hidroksil. Alkohol primer mempunyai rumus umum
RCH2OH; alkohol sekunder rumus umumnya RR'CHOH; dan alkohol tersier
rumus umumnya RR'R"COH, dimana R, R', dan R" melambangkan gugus
alkil. Etanol dan n-propil alkohol adalah contoh alkohol primer;
isopropil alkohol adalah contoh alkohol sekunder. Penggunaan awalan sek-
(atau s-) dan tert- (atau t-), biasanya ditulis dalam
huruf miring, dapat digunakan sebelum nama gugus alkil untuk membedakan alkohol
sekunder dan alkohol tersier dari alkohol primer. Contohnya, isopropil alkohol
juga dapat disebut sek-propil alkohol, dan alkohol tersier (CH3)3COH,
atau 2-metil-2-propanol juga dapat disebut dengan tert-butil alkohol
atau tert-butanol.
Nama
umum/trivial/perdagangan
Rumus kimia
|
|
Nama umum
|
Alkohol monohidrik
|
CH3OH
|
|
Alkohol kayu
|
C2H5OH
|
|
Alkohol gandum
|
C3H7OH
|
|
Alkohol gosok
|
C5H11OH
|
Pentanol
|
|
C16H33OH
|
1-Heksadekanol
|
|
|
C2H4(OH)2
|
1,2-etadienol
|
|
C3H5(OH)3
|
1,2,3-propatrienol
|
|
C4H6(OH)4
|
1,2,3,4-butatetraenol
|
|
C5H7(OH)5
|
1,2,3,4,5-pentapentanol
|
|
C6H8(OH)6
|
1,2,3,4,5,6-heksaheksanol
|
|
C7H9(OH)7
|
1,2,3,4,5,6,7-heptaheptanol
|
|
|
C3H5OH
|
Prop-2-ene-1-ol
|
|
C10H17OH
|
3,7-Dimethylocta-2,6-dien-1-ol
|
|
C3H3OH
|
Prop-2-in-1-ol
|
|
|
C6H6(OH)6
|
Cyclohexane-1,2,3,4,5,6-geksol
|
|
C10H19OH
|
2 -
(2-propyl)-5-methyl-cyclohexane-1-ol
|
|
Keasaman
Alkohol adalah asam lemah, karena
perbedaan keelektronegatifan antara
Oksigen dan Hidrogen pada gugus hidroksil, yang memampukan Hidrogen lepas
dengan mudah. Bila di dekat Karbon Hidroksi terdapat gugus penarik elektron
seperti fenil
atau halogen,
maka keasaman meningkat. Sebaliknya, semakin banyak gugus pendorong
elektron seperti rantai alkana, keasaman menurun.
Produksi
Pada industri, alkohol diproduksi
dengan beberapa cara:
Sintesis
laboratorium
Ada beberapa metode yang ada
untuk mensintesis alkohol di laboratorium.
Substitusi
Alkil halida primer
bereaksi dengan NaOH atau KOH akan menghasilkan
alkohol primer. Reagen Grignard bereaksi
dengan gugus karbonil
akan menghasilkan alkohol sekunder dan alkohol tersier. Reaksi lainnya adalah reaksi Barbier dan reaksi Nozaki-Hiyama.
Reduksi
Aldehida
atau keton
dapat direduksi
dengan natrium borohidrida atau litium aluminium
hidrida. Reduksi lainnya oleh aluminiumisopropilat adalah reduksi
Meerwein-Ponndorf-Verley. Hidrogenasi
asimetris Noyori adalah reduksi asimetris β-keto-ester.
Aplikasi
Total konsumsi
per kapita alkohol yang tercatat, dalam liter alkohol murni[4]
Alkohol memiliki berbagai macam
penggunaan di seluruh dunia. Alkohol digunakan untuk minuman beralkohol, bahan
bakar, dan kegunaan sains, kedokteran, dan industri.
Minuman
beralkohol
Minuman beralkohol biasanya mengandung etanol 5% sampai 40%
volume, telah diproduksi dan dikonsumsi sejak zaman pra-sejarah.
Antibeku
Campuran 50% v (berdasarkan volume) etilen glikol
dalam air pada umumnya digunakan untuk antibeku.
Antiseptik
Etanol dapat digunakan sebagai antiseptik
untuk membersihkan kulit sebelum disuntik, terkadang bersama dengan iodin.
Sabun berbasis etanol banyak digunakan di restoran dan tidak membutuhkan
pengering karena amat mudah menguap. Gel berbasis alkohol juga umum digunakan
sebagai hand sanitizer.
Bahan
bakar
Beberapa senyawa alkohol, seperti
etanol
dan metanol,
digunakan sebagai bahan bakar.
Pelarut
Gugus hidroksil (-OH), yang
terdapat pada alkohol, bersifat polar dan hidrofilik
tapi rantai karbonnya bersifat non-polar sehingga hidrofobik. Molekulnya
secara umum menjadi nonpolar dan semakin tak larut dalam air ketika rantai
karbonnya menjadi semakin panjang.[5]
Alkohol dipakai di industri
sebagai pelarut
atau reagen. Etanol digunakan sebagai pelarut pada obat-obatan, dan parfum
karena sifatnya yang relatif tak beracun dan dapat larut pada substansi non polar.
Metanol
dan etanol
Dua alkohol paling sederhana
adalah metanol
dan etanol
(nama umumnya metil
alkohol dan etil alkohol) yang
strukturnya sebagai berikut:
H H H
| | |
H-C-O-H H-C-C-O-H
| | |
H H H
metanol etanol
Dalam peristilahan umum,
"alkohol" biasanya adalah etanol atau grain alcohol. Etanol
dapat dibuat dari fermentasi buah atau gandum dengan ragi. Etanol sangat umum
digunakan, dan telah dibuat oleh manusia selama ribuan tahun. Etanol adalah
salah satu obat rekreasi (obat yang
digunakan untuk bersenang-senang) yang paling tua dan paling banyak digunakan
di dunia. Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang bisa mabuk. Semua alkohol
bersifat toksik (beracun),
tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat menguraikannya dengan
cepat.
isopropil
alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3C-CH(OH)-CH3,
atau alkohol gosok
Alkohol digunakan secara luas
dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut,
dan bahan bakar.
Ada lagi alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat
sebagai spirtus. Awalnya alkohol digunakan secara bebas sebagai bahan bakar.
Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan atau minuman, maka alkohol
tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated spirit,
karena itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.
Sifat
racun
Beberapa efek
dari konsumsi etanol jangka panjang. Sebagai tambahan, untuk wanita hamil akan
menyebabkan sindrom alkohol fetal.
Etanol pada minuman
beralkohol telah dikonsumsi manusia sejak zaman prasejarah dengan berbagai
tujuan kegunaan yang berbeda-beda. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar akan
menyebabkan seseorang teler atau mabuk.
Jika minuman beralkohol dikonsumsi terus-menerus dalam jumlah berlebihan, maka
dapat menyebabkan kegagalan pernapasan akut dan kematian. Karena etanol dapat
menghilangkan kesadaran, manusia yang mengkonsumsinya dapat melakukan perbuatan
buruk yang tidak disadari.[6]
Nikotina
Nikotina adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid
yang dihasilkan secara alami pada berbagai macam tumbuhan,
terutama suku terung-terungan (Solanaceae) seperti tembakau
dan tomat.
Nikotina berkadar 0,3 sampai 5,0% dari berat kering tembakau berasal dari hasil
biosintesis
di akar dan
terakumulasi di daun.
Nikotina merupakan racun saraf yang potensial dan
digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis insektisida.
Pada konsentrasi rendah, zat ini dapat menimbulkan kecanduan, khususnya pada rokok. Nikotina memiliki
daya karsinogenik
terbatas yang menjadi penghambat kemampuan tubuh untuk melawan sel-sel kanker,
akan tetapi nikotina tidak menyebabkan perkembangan sel-sel sehat menjadi
sel-sel kanker.
Kafeina
Kafeina
|
|
|
1,3,7-trimetil- 1H-purina- 2,6(3H,7H)-dion
|
1,3,7-trimetilksantina, trimetilksantina,
teina, metilteobromina
|
Identifikasi
|
|
[58-08-2]
|
|
EV6475000
|
|
C[n]1cnc2N(C)C(=O)N(C)C(=O)c12
|
Sifat
|
|
|
|
194,19 g·mol−1
|
Penampilan
|
bubuk putih tidak berbau
|
|
1,2 g·cm−3, padat
|
|
227-228 °C (anhidrat) 234-235 °C (monohidrat)
|
|
|
|
22 mg·mL−1 (25 °C)
180 mg·mL−1 (80 °C)
670 mg·mL−1 (100 °C)
|
|
|
|
|
Bahaya
|
|
|
Bahaya utama
|
Berakibat fatal apabila terhirup, tertelan
ataupun terserap melalui kulit.
|
|
1
2
0
|
|
N/A
|
|
192 mg/kg (tikus, oral)[2]
|
|
Kafeina, atau lebih populernya kafein,
ialah senyawa alkaloid xantina
berbentuk kristal dan berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif
dan diuretik
ringan[5].
Kafeina ditemukan oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich
Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Ia menciptakan istilah
"kaffein" untuk merujuk pada senyawa kimia pada kopi.[6] Kafeina juga
disebut guaranina ketika ditemukan pada guarana, mateina
ketika ditemukan pada mate, dan teina ketika ditemukan
pada teh.
Semua istilah tersebut sama-sama merujuk pada senyawa kimia yang sama.
Kafeina dijumpai secara alami
pada bahan pangan
seperti biji kopi, daun teh, buah kola, guarana,
dan maté. Pada tumbuhan, ia berperan
sebagai pestisida
alami yang melumpuhkan dan mematikan serangga-serangga
tertentu yang memakan tanaman tersebut. Ia umumnya dikonsumsi oleh manusia
dengan mengekstraksinya dari biji kopi
dan daun teh.
Kafeina merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia
dan dapat mengusir rasa kantuk
secara sementara. Minuman yang mengandung kafeina, seperti kopi, teh, dan minuman ringan,
sangat digemari. Kafeina merupakan zat psikoaktif yang paling
banyak dikonsumsi di dunia. Tidak seperti zat psikoaktif lainnya, kafeina legal
dan tidak diatur oleh hukum di hampir seluruh yuridiksi dunia. Di Amerika Utara,
90% orang dewasa mengonsumsi kafeina setiap hari.
Keberadaan
Biji kopi, sumber
utama kafeina
Kafeina dijumpai pada banyak
spesies tumbuhan,
di mana ia berperan sebagai pestisida alami. Dilaporkan bahwa kadar kafeina
yang tinggi dijumpai pada semaian yang baru tumbuh.[8] Kafeina melumpuhkan
dan mematikan serangga-serangga
tertentu yang memakan tanaman tersebut.[9] Kadar kafeina
yang tinggi juga ditemukan pada tanah disekitar semai biji kopi. Diketahui
bahwa ia berperan sebagai penghambat perkecambahan yang menghambat
perkecambahan semai kopi lain di sekitarnya, sehingga meningkatkan tingkat
keberlangsungan hidup kecambah kopi itu sendiri.[10]
Sumber kafeina yang umumnya
sering digunakan adalah kopi, teh, dan kakao.[11] Selain itu,
tanaman maté dan guarana[12]
juga kadang-kadang digunakan dalam pembuatan minuman energi dan teh. Dua nama
alternatif kafeina, mateina dan guaranina, berasal dari nama dua
tanaman tersebut.[13][14] Beberapa
penggemar mate mengklaim bahwa mateina adalah stereoisomer dari kafeina.[12]
Hal ini tidaklah benar, karena kafeina merupakan molekul akiral, sehingga ia tidak
mempunyai enantiomer ataupun stereoisomer. Kesan dan
efek berbeda yang dijumpai pada berbagai sumber kafeina alami disebabkan oleh
sumber-sumber kafeina tersebut juga mengandung campuran alkaloid xantina
lainnya, meliputi teofilina yang merangsang
detak jantung, teobromina, dan zat-zat lainnya seperti polifenol.[15]
Sumber utama kafeina dunia adalah
biji kopi. Kandungan kafeina pada kopi bervariasi, tergantung pada jenis biji
kopi dan metode pembuatan yang digunakan[16].
Secara umum, satu sajian kopi mengandung sekitar 40 mg (30 mL espresso
varietas arabica) kafeina, sampai dengan 100 mg kafeina untuk satu
cangkir (120 mL) kopi. Umumnya, kopi dark-roast memiliki kadar kafeina
yang lebih rendah karena proses pemanggangan akan mengurangi kandungan kafeina
pada biji tersebut.[17][18]
Kopi varietas arabica umumnya mengandung kadar kafeina
yang lebih sedikit daripada kopi varietas robusta.[16]
Kopi juga mengandung sejumlah kecil teofilina, namun tidak
mengandung teobromina.
Teh merupakan sumber
kafeina lainnya. Walaupun teh mengandung kadar kafeina yang lebih tinggi
daripada kopi, umumnya teh disajikan dalam kadar sajian yang jauh lebih rendah.
Kandungan kafeina juga bervariasi pada jenis-jenis daun teh yang berbeda. Teh
mengandung sejumlah kecil teobromina dan kadar teofilina yang sedikit
lebih tinggi daripada kopi. Warna air teh bukanlah indikator yang baik untuk
menentukan kandungan kafeina.[19] Sebagai contoh,
teh seperti teh hijau
Jepang gyokuro yang berwarna
lebih pucat mengandung jauh lebih banyak kafeina daripada teh lapsang souchong yang
berwarna lebih gelap.
Kafeina juga terkandung dalam
sejumlah minuman ringan seperti kola. Minuman ringan
biasanya mengandung sekitar 10 sampai 50 miligram kafeina per sajian. Kafeina
pada minuman jenis ini berasal dapat berasal dari bahan ramuan minuman itu
sendiri ataunya dari bahan aditif yang didapatkan dari proses dekafeinasi.
Guarana,
bahan utama pembuatan minuman energi, mengandung sejumlah besar kafeina dengan
jumlah teobromina
dan teofilina yang kecil.[20]
Coklat yang didapatkan
dari biji kakao
mengandung sejumlah kecil kafeina. Efek rangsangan yang dihasilkan oleh coklat
berasal dari efek kombinasi teobromina, teofilina, dan kafeina.[21] Coklat
mengandung jumlah kafeina yang sangat sedikit untuk mengakibatkan rangsangan
yang setara dengan kopi. 28
g sajian coklat susu batangan mengandung kadar kafeina yang setara dengan
secangkir kopi yang didekafeinasi.
Akhir-akhir iniTemplat:Sejak kapan?,
berbagai pengusaha pabrik mulai menambahkan kafeina ke dalam produk-produk
mandi mereka (sampo dan
sabun),
mengklaim bahwa kafeina dapat diserap melalui kulit.[22] Namun,
efektivitas produk-produk seperti itu belumlah dibuktikan, karena kafeina tidak
akan dengan mudah terserap melalui kulit.[23]
Sejarah
Sebuah rumah kopi
di Palestina, sekitar tahun 1900
Manusia telah mengonsumsi kafeina
sejak Zaman Batu.[24] Manusia zaman
dahulu menemukan bahwa penguyahan biji, ranting, dan daun tumbuh-tumbuhan
tertentu memiliki efek meringankan rasa lelah, merangsang kesadaran, dan
memperbaiki suasana hati. Efek kafeina ini kemudian ditemukan dapat
ditingkatkan dengan menyeduhkan bagian tumbuhan tersebut dengan air panas.
Banyak kebudayaan yang mempunyai legenda mengenai asal usul tumbuhan tersebut.
Menurut salah satu legenda
populer Cina, Kaisar Cina Shénnóng,
yang dimitoskan telah berkuasa sekitar tahun 3000 SM, tanpa sengaja menemukan
bahwa ketika beberapa dedaunan jatuh ke dalam air mendidih, minuman yang wangi
dan dapat memulihkan tenaga dihasilkan.[25] Shennong juga
disebut-sebut dalam karya Lu Yu, Cha Jing, mengenai
teh.[26]
Sejarah kopi pun telah tercatat sejak abad ke-9. Pada saat itu, biji kopi hanya
tersedia dari habitat aslinya saja, Etiopia.
Legenda populer menceritakan penemuan kopi oleh seorang penggembala kambing
bernama Kaldi yang memantau bahwa kambing-kambingnya menjadi lebih aktif dan
tidak tidur pada malam hari setelah merumputi semak-semak kopi. Setelah ia
mencoba buah kopi yang dimakan oleh kambingnya, ia juga mendapatkan khasiat
yang sama. Literatur paling awal yang menyebutkan adanya kopi kemungkinan
adalah sebuah referensi mengenai Bunchum dalam karya seorang Persia al-Razi.
Pada tahun 1587, Malaye Jaziri menyusun
suatu karya yang menilik sejarah dan kontroversi hukum kopi berjudul
"Undat al safwa fi hill al-qahwa". Dalam karyanya ini, Jaziri
mencatat bahwa seorang Sheikh,
Jamal-al-Din al-Dhabhani, mufti
Aden, adalah yang pertama
menggunakan kopi pada tahun 1454, dan pada abad ke-15, para Sufi Yaman secara rutin
menggunakan kopi untuk terus terbangun selama berdoa.
Sintesis
dan ciri-ciri kafeina
Kafeina anhidrat
(kering).
Pada tahun 1819, kimiawan Jerman Friedlieb
Ferdinand Runge berhasil mengisolasi kafeinan yang relatif murni
untuk pertama kalinya.[27][28] Menurut Runge,
ia melakukannya atas perintah Johann Wolfgang von Goethe.[29]
Pada tahun 1827, Oudry mengisolasi "teina" dari teh,[30] namun kemudian
dibuktikan oleh Mulder[31] dan Jobst[32] bahwa teina
tersebut merupakan senyawa yang sama dengan kafeina.[29]
Struktur kafeina berhasil dipecahkan pada akhir abad ke-19 oleh Hermann Emil Fischer, yang juga merupakan orang
yang pertama kali berhasil mensintesis total senyawa
ini.[33]
Semua atom nitrogen kafeina pada
dasarnya planar (hibridisasi orbital sp2),
menyebabkan molekul kafeina bersifat aromatik.
Karena kafeina dengan mudah didapatkan sebagai produk samping proses
dekafeinasi, kafeina biasanya tidak disentesis secara kimiawi.[34] Apabila
diperlukan, kafeina dapat disintesis dari dimetilurea dan asam malonat.[35]
Metabolisme
dan toksisitas
Kafeina memiliki molekul metabolit
yaitu 1-3-7-asam trimetilurat, paraksantina, teofillina dan teobromina
dengan masing-masing lintasan metabolismenya.[36] Kafeina
mengikat reseptor adenosina di otak. Adenosina ialah nukleotida
yang mengurangi aktivitas sel saraf saat tertambat pada sel tersebut.
Seperti adenosina, molekul kafeina juga tertambat pada reseptor
yang sama, tetapi akibatnya berbeda. Kafeina tidak akan memperlambat aktivitas
sel saraf/otak, sebaliknya menghalangi adenosina untuk berfungsi. Dampaknya
aktivitas otak meningkat dan mengakibatkan hormon epinefrin
terlepas. Hormon tersebut akan menaikkan detak jantung, meninggikan tekanan darah,
menambah penyaluran darah ke
otot-otot,
mengurangi penyaluran darah ke kulit
dan organ dalam, dan
mengeluarkan glukosa
dari hati. Lebih jauh, kafeina juga menaikkan permukaan neurotransmiter
dopamin
di otak.
Kafeina dapat dikeluarkan dari
otak dengan cepat, tidak seperti alkohol atau perangsang sistem saraf pusat yang
lain sehingga tidak mengganggu fungsi mental tinggi dan tumpuan otak. Konsumsi
kafeina secara berkelanjutan akan menyebabkan tubuh menjadi toleran
terhadap kehadiran kafeina. Oleh sebab itu, jika produksi internal kafeina
diberhentikan (dinamakan "pelepasan ketergantungan"), tubuh menjadi
terlalu sensitif terhadap adenosina dan menyebabkan tekanan darah turun secara
mendadak yang seterusnya mengakibatkan sakit kepala
dan gejala-gejala lainnya. Kajian terbaru menyebutkan kafeina dapat mengurangi
risiko penyakit Parkinson, tetapi hal itu
masih memerlukan kajian mendalam.
Terlalu banyak kafeina dapat
menyebabkan peracunan (intoksikasi)
kafeina (yaitu mabuk akibat kafeina). Antara gejala penyakit ini ialah
keresahan, kerisauan, insomnia, keriangan, muka merah, kerap kencing
(diuresis), dan masalah gastrointestial. Gejala-gejala ini bisa
terjadi walaupun hanya 250 mg kafeina yang diambil. Jika lebih dari 1g kafeina
dikonsumsi dalam satu hari, gejala seperti kejang otot (muscle twitching),
kekusutan pikiran dan perkataan, aritmia kardium (gangguan
pada denyutan jantung)m dan gejolak psikomotor (psychomotor
agitation) bisa terjadi. Intoksikasi kafeina juga bisa mengakibatkan
kepanikan dan penyakit kerisauan.
Walaupun masih aman bagi manusia,
kafeina, teofilina, dan teobromina
(pada kakao)
lebih meracun bagi sebagian hewan,
seperti kucing
dan anjing
karena perbedaan dari segi metabolisme hati.
Sumber: telah di edit yang pengtingnya saja